Saturday, February 25, 2017

Langkah-langkah Menyusun kisi-kisi soal ulangan / ujian yang baik dan benar

         Penilaian hasil belajar dilakukan secara terpadu sebagaimana dijelaskan di Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan, bahwa maksud terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
Secara garis besar, Fungsi Penilaian hasil belajar, diantaranya adalah: 
  1. Alat untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran. Dengan fungsi ini maka penilaian harus mengacu pada rumusan tujuan pembelajaran sebagai penjabaran dari kompetensi mata pelajaran
  2. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan antara lain : dalam hal tujuan pembelajaran, kegiatan atau pengalaman belajar siswa, strategi pembelajaran yang digunakan guru, media pembelajaran.
  3. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan pelajar siswa dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.
Dalam melakukan penilaian hasil belajar, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan yaitu :
  1. Penentuan tujuan tes,
  2. Penyusunan Kisi-kisi tes,
  3. Penulisan Soal,
  4. Penelaahan Soal (validasi soal),
  5. Perakitan soal menjadi perangkat tes,
  6. Uji coba soal termasuk analisisnya,
  7. Bank Soal
  8. Penyajian tes kepada siswa
  9. Skoring (pemeriksaan jawaban siswa)

Menyusun Kisi-Kisi Soal

Kisi-kisi adalah Suatu format berupa matriks yang memuat pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi suatu tes. Kisi-kisi berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan soal dan atau dalam melakukan perakitan tes.
Syarat-syarat kisi-kisi yang baik :
  1. Mewakili isi kurikulum/kemampuan yang akan diujikan;
  2. Komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami;
  3. Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan
Komponen kisi-kisi terdiri dari : 
A.Kelompok Identitas :
  1. Jenis institusi
  2. Program/Jurusan
  3. Bidang studi/matapelajaran
  4. Tahu nelajaran
  5. Kurikulum yang diacu/dipergunakan
  6. Jumlah soal
  7. Bentuk soal
B. Kelompok Matriks
  1. Kompetensi Dasar
  2. Materi yang akan diberikan/dijadikan soal
  3. Indikator
  4. Nomor urut soal (jika diperlukan)

KOMPETENSI DASAR

Kompetensi Dasar:Kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa setelah mempelajari materi pelajaran tertentu. Kompetensi ini diambil dari kurikulum.

MATERI

Materi merupakan:bahan ajar yang harus dikuasai siswa berdasarkan kompetensi yang akan diukur. Penentuan materi (bahan ajar) yang akan diambil disesuaikan dengan indikator yang akan disusun.
Untuk pembuatan soal, kita harus bisa memilih materi esensial yang akan dikeluarkan dalam tes. Untuk memilih materi esensial kita dapat berpatokan pada kriteria-kriteria berikut ini :
  1. Merupakan materi lanjutan
  2. Pendalaman dari satu materi yang sudah dipelajari sebelumnya
  3. Merupakan materi penting yang harus dikuasai oleh siswa
  4. Merupakan materi yang sering diperlukan
  5. Untuk mempelajari bidang studi lain
  6. Merupakan materi yang berkesinambungan yang terdapat pada semua jenjang kelas
  7. Merupakan materi yang memiliki nilai terapan dalam kehidupan sehari-hari

INDIKATOR

Indikator:berisi ciri-ciri perilaku yang dapat diukur sebagai petunjuk untuk membuat soal. Indikator dikembangkan sesuai dg karakteristik siswa, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dg kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Syarat-syarat indikator yang baik adalah : 
  1. Memuat ciri-ciri kompetensi dasar yang akan diukur.
  2. Memuat kata kerja operasional yang dapat diukur.
  3. Berkaitan dengan materi (bahan ajar) yang dipilih.
  4. Dapat dibuatkan soalnya.
Teknik Perumusan Indikator : 
  1. Bila Soal Terdapat Stimulus, maka rumusan indikatornya: “Disajikan …, siswa dapat menjelaskan ….”
  2. Bila Soal Tidak Terdapat Stimulus, maka rumusan indikatornya: “Siswa dapat membedakan ….”

SOAL

Soal disusun berdasarkan indikator. Untuk di sekolah, biasanya kita sering memakai 3 jenis soal yaitu soal pilihan ganda, dan soal uraian, masing-masing memiliki keunggulan dan keterbatasan.

Soal pilihan ganda

Keunggulan 
  1. mengukur berbagai jenjang kognitif
  2. penskorannya mudah, cepat, objektif, dan dapat mencakup ruang lingkup bahan/materi/kdyang luas
  3. bentuk ini sangat tepat untuk ujian yang pesertanya sangat banyak atau yang sifatnya massal
Keterbatasan 
  1. memerlukan waktu yang relatif lama untuk menulis soalnya
  2. sulit membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi
  3. terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban

Soal uraian :

Soal uraian  merupakan Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya menuntut siswa untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis. Soal uraian terdiri dari soal uraian objektif dan soal uraian non objektif.

Untuk contoh kisi-kisi dan soal yang baik dapat didownload DISINI 

#Dikutip dari bebrbagai sumber

Friday, February 24, 2017

25 Kata Bijak Tentang Pentingnya Keberanian Dalam Menghadapi Resiko

         


         Banyak orang sering takut mengambil peluang karena takut resikonya dan banyak juga orang yang berani mengambil resiko tapi gagal karena tidak bisa mengatasi resiko. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keberhasilan sejatinya adalah resultan dari usaha seseorang dalam menangkap peluang dan mengatasi resikonya. 
         
         Orang yang ingin berhasil - dalam hal apapun, dengan demikian, harus punya keberanian untuk menangkap peluang dan mengambil resikonya sekaligus. Menangkap peluang berarti menjadi orang-orang pertama (pioner) yang take action atas sesuatu hal. Sementara mengambil resiko diartikan sebagai tidak takut pada resiko serta punya bekal ilmu dan rencana untuk mengatasi resiko tersebut. Keberaniaan terakhir akan kita jadikan ciri kesekian dari orang hebat.

         Berikut ini adalah 25 kata-kata bijak dari tokoh-tokoh ternama dunia yang mengemukakan pandangannya tentang keberanian dalam menghadapi resiko untuk mencapai kesuksesan:
  1. Mereka yang tidak punya keberanian untuk mengambil resiko tidak akan mencapai apapun dalam hidupnya. – Muhammad Ali
  2. Setiap momen kehidupan kita mengandung resiko. Waktu kita menghembuskan dan menarik napas juga mengandung resiko. Ketika kita menghembuskan napas, siapa yang tahu napas itu akan kembali atau tidak?” – Billi Lim
  3. Jika anda telah mencoba dan menemui kegagalan; jika anda telah merancang dan menyaksikan rancangan anda hancur di depan mata; ingat saja bahwa tokoh-tokoh besar dalam sejarah semuanya menjadi besar karena keberanian, dan keberanian, tahukah anda, lahir dalam buaian kesusahan.
  4. Tiap orang mempunyai bakat. Apa yang kurang adalah keberanian untuk mengantar bakat ke tempat gelap yang dituju. – Enica Jang
  5. Mengasihani diri sendiri tidak akan membawa Anda ke mana pun. Orang harus memiliki keberanian mengambil resiko untuk menerima dirinya sendiri sebagai sebuah kumpulan kemungkinan dan menjalankan permainan paling menarik di dunia ini – menampilkan kemampuan terbaik seseorang.
  6. Kegagalan dari satu sisi merupakan jalan besar menuju kejayaan, seperti setiap penemuan sesuatu yang membuat kita mencari dengan tekun apa yang benar, dan setiap pengalaman baru menunjukkan kesalahan yang harus kita hindari. (Keats)
  7. Kesukesan tidak tercapai kecuali Anda mau mengambil resiko, meneruskan perjuangan, bersedia gagal dengan menyedihkan dan berjuang kembali. – Philip Adams 
  8. Orang yang tidak pernah membuat kesalahan, mereka tidak pernah membuat penemuan. – Samuel Smiles
  9. Hanya mereka yang berani mengambil resiko untuk melangkah lebih jauhlah yang akan mengetahui sejauh mana dia dapat melangkah. (T.S. Eliot)
  10. Kita kehilangan daya saing akibat tidak pernah mengalami kesalahan … Anda mungkin tersandung hanya jika bergerak. – Roberto Goizueta
  11. Kita lebih banyak mendapat kebijaksanaan daripada kegagalan yang sebanding dengan kesuksesan. 
  12. Jangan takut. Takut adalah hal yang paling berbahaya di dunia – Hugh Walpole
  13. Para pengusaha melihat jauh di balik bahaya, resiko, halangan, kesulitan dan kegagalan – Billi Lim
  14. Setelah menuruni lembah yang terdalam barulah anda dapat menilai keindahan gunung yang tertinggi.Anda memerlukan sebanyak mungkin ‘pengalaman pahit’ untuk melahirkan keunggulan. – Richard Nixon
  15. Salah satu penyebab kenapa orang dewasa berhenti belajar adalah karena mereka semakin kurang semangat untuk mengambil resiko terhadap kegagalan. – John Gardner
  16. Orang yang tidak berani memulai, tamatlah harapannya.
  17. Mengambil resiko adalah azas peletakan batu pertama kerajaan. – Estee Lauder
  18. Kesangsian merupakan pengkhianat dan membuat kita kehilangan kebaikan yang mungkin kita peroleh. Ia membuat kita takut mencoba. – W. Shakespeare
  19. Sekiranya Anda tidak mau mengambil resiko, berarti Anda mengambil semua resiko. – Geena Davis
  20. Jangan takut anda menjadi tua. Takutlah anda tidak punya teman. Seseorang yang punya teman, belum dianggap gagal.
  21. Kebanyakan semangat orang luntur, karena tidak digunakan, dan bukannya aus akibat terlalu banyak digunakan.
  22. Bergantung pada bagaimana seseorang itu hidup, ia mungkin mati tua di usia 40 tahun atau mati muda di usia 80 tahun.
  23. Sebenarnya saya ini tidak tua, hanya dilahirkan lebih awal dari orang lain.  – Tun Abdul Ghaffar Baba
  24. Tidak ada orang bijaksana berangan-angan menjadi muda kembali. – Jonathan Swift
  25. Sekiranya Anda tidak menghadapi kegagalan, mungkin Anda tidak cukup mengambil resiko. Tiada manusia yang benar-benar berharga sekiranya mereka tidak mau mengambil resiko dengan jiwa harta dan nyawa terhadap spekulasi yang besar. – Theodore Roosevelt

Friday, February 3, 2017

PIDATO ANAK : REMAJA DI MASA MODERN



 Bismillahi wabihamdihi,
 Assalamu’alekum wr wb…

 Tanam kangkung rapat-rapat
 Agar ikan tak dapat menyelam
 Jawablah salam dengan semangat
 Jika anda orang islam…

Assalamu’alekum wr wb…
 
Yang sama-sama kita  hormati dan muliakan  Bapak Tuan Guru.
Yang sama-sama kita hormati Bapak-bapak kepala madrasah.
Yang sama-sama kita hormati Bapak-ibu guru.
Yang sama-sama kita hormati juga para wali murid yang menyempatkan diri hadir di pengajian hari ini.
Yang saya cintai teman-teman santri yang berbahagia.
Singkatnya hadirin wal hadirat rohimakumulloh.

Pertama-tama dan yang paling utama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada zat yang telah menciptakan dualisme dunia. Yang mana tidak akan bertahan ada satu jika tidak ada yang dua. Sehingga terciptalah langit dan bumi, bulan dan bintang, lautan dan daratan, laki dan perempuan, miskin dan kaya sehingga sempurnalah kehidupan manusia diatas permukaan bumi ini.

Selanjutnya shalawat berbingkaikan salam, marilah sama-sama kita sanjungkan kepada the first and the best man in the world Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Yang telah membebaskan kita ummat manusia khususnya ummat islam dari panasnya mentari jahiliah, sehingga kita bisa merasakan kesejukan dan kedamaian di bawah naungan dinul islam.
        Pada kesempatan kali ini izinkanlah saya untuk menyampaikan sebuah pidato singkat yang berjudul REMAJA DI MASA MODERN

Ma’asyirol muslimin wal muslimat rohimakumulloh.  
            Mendengar kata remaja, pikiran kita pasti akan terbayang sesosok anak manusia yang btelah mencapai masa kejayaannya. Jaya dalam berpikir. Jaya dalam berbuat. Jaya dalam bergaul untuk mencapai  jati dirinya. Dari sinilah mereka berangkat. Jika dulu mereka hanya bisa mengangguk ketika dinasehati oleh orang tuanya, maka sekarang mereka sudah berani menggelengkan kepala mereka. Jadinya angguk-angguk dan geleng-geleng.
           Kalau mereka bisa menerima semua nasihat yang baik, maka mereka akan menjadi generasi yang bermartabat. Tetapi jika nasihat-nasihat baik itu mereka tolak, maka mereka akan menjadi remaja-remaja yang seperti yang banyak kita lihat di sekitar kita saat ini. Pagi- siang- sore belum cukup, malampun jadi. Ngapain???. Mengaji?, BUKAN!. Belajar?, IYA!. Tapi apa yang mereka pelajari?. Mereka mempelajari kata gaul.
Ma’asyirol muslimin wal muslimat rohimakumulloh.
           Semakin lama kita hidup, semakin jauh kaki kita melangkah, maka semakin banyak hal yang kita tahu. Tetapi AWAS!!! janganlah sampai kita terbawa arus. Jangan sampai kita terjerumus ke dalam hal-hal yang bisa membuat kita rugi. Rugi lahir, maupun rugi batin. Sekarang ini zaman modern, pak!. Serba canggih ,buk!. Semuanya serba teknologi. Mau menelpon sanak saudara yang ada di Malaysia maupun di Negara lain sambil saling pandang, BISA. Mau melihat kejadian terkini di belahan bumi lainnya, tinggal browsing di internet. Mau berwisata ke bulanpun sekarang sudah bisa. Masya Alloh, hidup kita menjadi serba mudah.
Tapi mengapa dibalik kemudahan itu terbit susah??. Di balik kemajuan, muncul kemunduran??. Hanya ada satu kuncinya. APA???. Kuncinya adalah HATI. Mengapa hati??. Karena hati kita telah dibutakan oleh nikmatnya dunia. Saking nikmatnya dunia, orang tua lupa pada anak, dan anak lupa juga pada orang tuanya yang menjadi pembimbing dan pengarah dalam hidupnya.

Hadirin wal hadirot rohimakumulloh.
              
Rasulullah SAW bersabda dalam hadisnya: 

مَا مِنْ مَوُلُودٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلىَ الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

Artinya:   Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang menjadikan mereka yahudi, atau nasrani atau majusi”

Oleh karena itulah Pak, buk. Jangan tunggu hingga besok. Mulailah dari sekarang, didiklah anak-anak Bapak-Ibu dengan sebaik-baiknya. Dan kita teman-teman, marilah kita menjaga dan memupuk terus keimanan kita dengan belajar lebih giat lagi untuk menuntut ilmu agama di pondok pesantren yang kita cintai ini, agar kita tidak mudah tergiur akan bujuk rayu gombal dunia yang fana ini.

Hadirin wal hadirot rohimakumulloh.

         Untuk mengakhiri pidato saya ini, saya ingin mengutip sebuah kata mutiara sakti dari Bung Karno yang  menunjukkan betapa luar biasanya potensi yang dimiliki oleh seorang pemuda. Kata Bung Karno itu yang berbunyi : Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya ... Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia
       Demikianlah yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya mohon dimaafkan. Kalau pedang melukai tubuh. Masih ada harapan sembuh. Namun jika lidah yang melukai hati, kemanalah obat hendak dicari.

            Wallahul muafiqu wal hadi ila syabilirrasyad, summassalamu’alaekum wr. wb.