Friday, February 3, 2017

PIDATO ANAK : REMAJA DI MASA MODERN



 Bismillahi wabihamdihi,
 Assalamu’alekum wr wb…

 Tanam kangkung rapat-rapat
 Agar ikan tak dapat menyelam
 Jawablah salam dengan semangat
 Jika anda orang islam…

Assalamu’alekum wr wb…
 
Yang sama-sama kita  hormati dan muliakan  Bapak Tuan Guru.
Yang sama-sama kita hormati Bapak-bapak kepala madrasah.
Yang sama-sama kita hormati Bapak-ibu guru.
Yang sama-sama kita hormati juga para wali murid yang menyempatkan diri hadir di pengajian hari ini.
Yang saya cintai teman-teman santri yang berbahagia.
Singkatnya hadirin wal hadirat rohimakumulloh.

Pertama-tama dan yang paling utama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada zat yang telah menciptakan dualisme dunia. Yang mana tidak akan bertahan ada satu jika tidak ada yang dua. Sehingga terciptalah langit dan bumi, bulan dan bintang, lautan dan daratan, laki dan perempuan, miskin dan kaya sehingga sempurnalah kehidupan manusia diatas permukaan bumi ini.

Selanjutnya shalawat berbingkaikan salam, marilah sama-sama kita sanjungkan kepada the first and the best man in the world Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Yang telah membebaskan kita ummat manusia khususnya ummat islam dari panasnya mentari jahiliah, sehingga kita bisa merasakan kesejukan dan kedamaian di bawah naungan dinul islam.
        Pada kesempatan kali ini izinkanlah saya untuk menyampaikan sebuah pidato singkat yang berjudul REMAJA DI MASA MODERN

Ma’asyirol muslimin wal muslimat rohimakumulloh.  
            Mendengar kata remaja, pikiran kita pasti akan terbayang sesosok anak manusia yang btelah mencapai masa kejayaannya. Jaya dalam berpikir. Jaya dalam berbuat. Jaya dalam bergaul untuk mencapai  jati dirinya. Dari sinilah mereka berangkat. Jika dulu mereka hanya bisa mengangguk ketika dinasehati oleh orang tuanya, maka sekarang mereka sudah berani menggelengkan kepala mereka. Jadinya angguk-angguk dan geleng-geleng.
           Kalau mereka bisa menerima semua nasihat yang baik, maka mereka akan menjadi generasi yang bermartabat. Tetapi jika nasihat-nasihat baik itu mereka tolak, maka mereka akan menjadi remaja-remaja yang seperti yang banyak kita lihat di sekitar kita saat ini. Pagi- siang- sore belum cukup, malampun jadi. Ngapain???. Mengaji?, BUKAN!. Belajar?, IYA!. Tapi apa yang mereka pelajari?. Mereka mempelajari kata gaul.
Ma’asyirol muslimin wal muslimat rohimakumulloh.
           Semakin lama kita hidup, semakin jauh kaki kita melangkah, maka semakin banyak hal yang kita tahu. Tetapi AWAS!!! janganlah sampai kita terbawa arus. Jangan sampai kita terjerumus ke dalam hal-hal yang bisa membuat kita rugi. Rugi lahir, maupun rugi batin. Sekarang ini zaman modern, pak!. Serba canggih ,buk!. Semuanya serba teknologi. Mau menelpon sanak saudara yang ada di Malaysia maupun di Negara lain sambil saling pandang, BISA. Mau melihat kejadian terkini di belahan bumi lainnya, tinggal browsing di internet. Mau berwisata ke bulanpun sekarang sudah bisa. Masya Alloh, hidup kita menjadi serba mudah.
Tapi mengapa dibalik kemudahan itu terbit susah??. Di balik kemajuan, muncul kemunduran??. Hanya ada satu kuncinya. APA???. Kuncinya adalah HATI. Mengapa hati??. Karena hati kita telah dibutakan oleh nikmatnya dunia. Saking nikmatnya dunia, orang tua lupa pada anak, dan anak lupa juga pada orang tuanya yang menjadi pembimbing dan pengarah dalam hidupnya.

Hadirin wal hadirot rohimakumulloh.
              
Rasulullah SAW bersabda dalam hadisnya: 

مَا مِنْ مَوُلُودٍ إِلاَّ يُوْلَدُ عَلىَ الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

Artinya:   Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang menjadikan mereka yahudi, atau nasrani atau majusi”

Oleh karena itulah Pak, buk. Jangan tunggu hingga besok. Mulailah dari sekarang, didiklah anak-anak Bapak-Ibu dengan sebaik-baiknya. Dan kita teman-teman, marilah kita menjaga dan memupuk terus keimanan kita dengan belajar lebih giat lagi untuk menuntut ilmu agama di pondok pesantren yang kita cintai ini, agar kita tidak mudah tergiur akan bujuk rayu gombal dunia yang fana ini.

Hadirin wal hadirot rohimakumulloh.

         Untuk mengakhiri pidato saya ini, saya ingin mengutip sebuah kata mutiara sakti dari Bung Karno yang  menunjukkan betapa luar biasanya potensi yang dimiliki oleh seorang pemuda. Kata Bung Karno itu yang berbunyi : Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya ... Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia
       Demikianlah yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya mohon dimaafkan. Kalau pedang melukai tubuh. Masih ada harapan sembuh. Namun jika lidah yang melukai hati, kemanalah obat hendak dicari.

            Wallahul muafiqu wal hadi ila syabilirrasyad, summassalamu’alaekum wr. wb.

No comments:

Post a Comment