Friday, July 29, 2016

Inspiratif : Miskin dan berpenyakit, tapi berprestasi

Miskin bukan lah dosa apalagi untuk dicerca. Setidaknya itu prinsip yang dapat dipetik dari pengalaman Mulk. Keluarga Mulk percaya bahwa agama mendekatkan rezeki dan mampu mengangkat derajat keluarganya dengan ridho Ilahi. Maka dengan uang saku Rp 20 ribu, ayah Mulk meninggalkan Mulk di pesantren Mojosari Nganjuk.

Di pesantren Mulk menempuh masa-masa sulit. "Mulai minimnya uang saku, kerinduan pada orang tua hingga penyakit kudisan yang bersemayam selama dua tahun," ungkap Mulk dalam buku Mutiara Terpendam terbitan pendidikan Islam Menag, Senin (23/3).

Akibat penyakit ini, Mulk dijauhi teman-temannya karena merasa jijik. Kendati demikian, cobaan itu malah makin memoles kegemilangan Mulk. "Ia hafal semua materi pelajaran walaupun tanpa menulis," sambung buku tersebut.

Cobaan yang dia alami sempat membuatnya ingin keluar dari pesantren. Namun niat itu dia urungkan saat cobaan lebih besar datang ke keluarga kecilnya di kampung. Lapak kecil di pasar desa milik ayahnya gulung tikar, lahan pertanian pun hancur karena cuaca buruk. Sementara kebutuhan untuk masuk madrasah tsanawiyah dia perlukan.

Akhirnya ayah Mulk ke kota menjadi kuli bangunan untuk sekolah. Ibunya menggantikan peran ayah mencakul, menyiangi tanaman sendirian.
"Itu lah ibuku, seorang ibu yang hebat, sabar dan tak mengenal putus asa. Semoga Allah selalu menjaganya," ungkap Mulk dalam buku itu.

Beruntung Mulk mendapat beasiswa baik di MTS maupun di pesantren. Tekadnya semakin membulat karena perjuangan keluarganya yang tak mudah untuk pendidikan Mulk.

Dengan meminjam uang pendaftaran beasiswa Kemenag sebesar Rp 150 ribu, harapan Mulk tak sia-sia. Doa yang tak kunjung putus dan lelah tak berkesudahan dari orangtuanya terbayar. Mulk mendapat beasiswa tersebut, Mulk menjadi orang satu-satunya yang masuk perguruan negeri di kampungnya dan kini telah duduk di universitas ternama di Surabaya.
#Sumber: Merdeka.com

No comments:

Post a Comment